Perancangan basis data merupakan proses menciptakan perancangan untuk basis data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan (Connolly,2002,p279). Dalam merancang suatu basis data, digunakan metodologi-metodologi yang membantu dalam tahap perancangan basis data. Metodologi perancangan adalah pendekatan struktur dengan menggunakan prosedur, teknik, alat, serta bantuan dokumen untuk membantu dan memudahkan dalam proses perancangan. Dengan menggunakan teknik metode disain ini dapat membantu dalam merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengevaluasi database development project (Connolly,2002,p418).
Perancangan Basis Data memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
- Memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan pengguna secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
- Memudahkan pengertian struktur informasi.
- Mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage space).
Siklus
hidup aplikasi basis data berhubungan dengan siklus hidup sistem
informasi. Siklus kehidupan sistem informasi sering disebut macro life
cycle, dimana siklus kehidupan basis data merupakan micro life cycle.
Proses perancangan basis data merupakan bagian dari siklushidup sistem
informasi.
Ada 6 fase proses perancangan basis data, yakni:
Ada 6 fase proses perancangan basis data, yakni:
1. Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut
pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu
sistem basis data, pertama harus mengenal bagian-bagian lain dari
sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem basis data,
termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta
aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi
inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Ada 4 aktivitas pengumpulan data dan analisis, yaitu:
Ada 4 aktivitas pengumpulan data dan analisis, yaitu:
- Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya.
- Peninjauan dokumentasi yang ada.
- Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data.
- Daftar pertanyaan dan wawancara.
2. Perancangan basis data secara konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk basis data yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ERD (Entity Relationship Diagram) model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Fase perancangan basis data secara konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk basis data yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ERD (Entity Relationship Diagram) model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Fase perancangan basis data secara konseptual mempunyai 2 aktifitas paralel :
1) Perancangan skema konseptual :
Berfungsi untuk menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu basis data yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual basis data schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti ERD (Entity Relationship Diagram) model. Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan pengguna dan secara langsung membuat skema basis data atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap pengguna dan kemudian menggabungkan skema-skema tsb. Model data yang digunakan pada perancangan skema konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tsb.
Berfungsi untuk menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu basis data yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual basis data schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti ERD (Entity Relationship Diagram) model. Skema ini dapat dihasilkan dengan menggabungkan bermacam-macam kebutuhan pengguna dan secara langsung membuat skema basis data atau dengan merancang skema-skema yang terpisah dari kebutuhan tiap-tiap pengguna dan kemudian menggabungkan skema-skema tsb. Model data yang digunakan pada perancangan skema konseptual adalah DBMS-independent, dan langkah selanjutnya adalah memilih sebuah DBMS untuk melaksanakan rancangan tsb.
2) Perancangan transaksi :
Berfungsi untuk menguji aplikasi-aplikasi basis data dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini. Pada tahap ini merupakan pembuatan flowchart dan kegunaan fase ini yang diproses secara paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang karakteristik dari transaksi-transaksi basis data yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi basis data suatu saat dimana basis data tsb dilaksanakan.
Berfungsi untuk menguji aplikasi-aplikasi basis data dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi ini. Pada tahap ini merupakan pembuatan flowchart dan kegunaan fase ini yang diproses secara paralel bersama fase perancangan skema konseptual adalah untuk merancang karakteristik dari transaksi-transaksi basis data yang telah diketahui pada suatu DBMS-independent. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi basis data suatu saat dimana basis data tsb dilaksanakan.
3. Pemilihan DBMS
Pemilihan basis data ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi dan organisasi.
Contoh faktor teknik :
Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
Pemilihan basis data ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi dan organisasi.
Contoh faktor teknik :
Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical), struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
- Struktur data yakni jika data yang disimpan dalam basis data mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
- Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem yakni jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
- Tersedianya layanan purna jual yakni keberadaan fasilitas pelayanan purna jual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem.
- Perancangan basis data secara logika (pemetaan model data)
Fase selanjutnya dari perancangan basis data adalah membuat sebuah
skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang
terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema
eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada
fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Dalam perancangan basis data secara logik, kita dapat melakukannya dengan cara :
Dalam perancangan basis data secara logik, kita dapat melakukannya dengan cara :
- Menerapkan Normalisasi terhadap struktur tabel yang telah diketahui.
- Langsung membuat model Entity-Relationship (ER).
Model data secara logik merupakan sumber informasi perancangan fisik.
Model ini menyediakan perancang suatu kendaraan untuk pertimbangan dalam
merancang basis data yang efisien.
5. Perancangan basis data secara fisik
Perancangan basis data secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file basis data untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk basis data yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS). Pada tahap ini, perancangan fisik telah ditujukan untuk system DBMS tertentu. Perancangan basis data tingkat fisik sudah dikaitkan dengan platform dan perangkat lunak system manajemen basis data dimana basis data diimplementasikan.
Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik:
Response time, ialah waktu akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
Space utility, ialah jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file basis data dan struktur jalur akses.
Transaction throughput, ialah rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file basis data.
Perancangan basis data secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file basis data untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk basis data yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS). Pada tahap ini, perancangan fisik telah ditujukan untuk system DBMS tertentu. Perancangan basis data tingkat fisik sudah dikaitkan dengan platform dan perangkat lunak system manajemen basis data dimana basis data diimplementasikan.
Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik:
Response time, ialah waktu akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
Space utility, ialah jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file basis data dan struktur jalur akses.
Transaction throughput, ialah rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file basis data.
6. Implementasi sistem basis data
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem basis data. Perintah-perintah dalam DDL dan DML (Data Manipulation Language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema basis data dan file-file basis data (yang kosong). Sekarang basis data tsb dimuat (disatukan) dengan datanya. Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke basis data yang baru. Transaksi-transaksi basis data sekarang harus dilaksanakan oleh para programmer aplikasi. Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam basis data, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase operasional dari sistem basis data dimulai.
Metodologi Perancangan Basis Data
Metodologi perancangan basis data adalah kumpulan teknik terorganisasi untuk pembuatan rancangan basis data. Teknik terorganisasi ini merupakan kumpulan tahap-tahapan yang memiliki aturan-aturan terurut.
Langkah-langkah Metodologi Perancangan Basis Data
Berikut adalah perancangan basis data relasional :
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem basis data. Perintah-perintah dalam DDL dan DML (Data Manipulation Language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema basis data dan file-file basis data (yang kosong). Sekarang basis data tsb dimuat (disatukan) dengan datanya. Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke basis data yang baru. Transaksi-transaksi basis data sekarang harus dilaksanakan oleh para programmer aplikasi. Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam basis data, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase operasional dari sistem basis data dimulai.
Metodologi Perancangan Basis Data
Metodologi perancangan basis data adalah kumpulan teknik terorganisasi untuk pembuatan rancangan basis data. Teknik terorganisasi ini merupakan kumpulan tahap-tahapan yang memiliki aturan-aturan terurut.
Langkah-langkah Metodologi Perancangan Basis Data
Berikut adalah perancangan basis data relasional :
- Dimulai dari perancangan basis data logik untuk basis data relasional pada tahap 1 sampai dengan tahap 3.
- Perancangan dan implementasi basis data fisik untuk basis data relasional pada tahap 4 sampai dengan tahap 7.
- Tahap 1
Membangun
rancangan data konseptual lokal berdasarkan pandangan pemakai. Yaitu
mengidentifikasikan himpunan entitas – himpunan entitas.
Mengidentifikasikan keterhubungan-keterhubungan (relationship),
mengidentifikasikan dan asosiasikan atribut-atribut pada entitas atau
keterhubungan, menentukan domain atribut, menentukan atribut-atribut
candidate key dan primary key, melakukan spesialisasi/generalisasi,
menggambarkan diagram ER, melakukan review model data konsep dengan
pemakai.
2. Tahap 2
Membangun
dan validasi model data logik lokal. Yaitu memetakan model data konsep
ke model data logik, melakukan turunan relasi-relasi dari model data
logik, validasi model menggunakan normalisasi, validasi model
berdasarkan transaksi – transaksi pemakai, menggambarkan ER nya,
mendefinisikan kontsrain-konstrain (batasan-batasan) integritas,
melakukan review model data logik dengan pemakai.
3. Tahap 3
Membangun dan validasi model data logik global. Yaitu menggabungkan model data logik lokal menjadi model global, validasi model data logik global, periksa untuk pertumbuhan masa datang, menggambarkan diagram ER akhir, melakukan review model logik global dengan pemakai.
Membangun dan validasi model data logik global. Yaitu menggabungkan model data logik lokal menjadi model global, validasi model data logik global, periksa untuk pertumbuhan masa datang, menggambarkan diagram ER akhir, melakukan review model logik global dengan pemakai.
4. Tahap 4
Menerjemahkan model data logik global untuk DBMS target. Yaitu merancang relasi-relasi basis untuk DBMS target, merancang aturan-aturan integritas untuk DBMS target.
Menerjemahkan model data logik global untuk DBMS target. Yaitu merancang relasi-relasi basis untuk DBMS target, merancang aturan-aturan integritas untuk DBMS target.
5. Tahap 5
Merancang dan implementasi representasi fisik. Yaitu menganalisa transaksi-transaksi, memilih organisasi file, memilih indeks-indeks sekunder, mempertimbangkan penambahan redudansi yang terkendali, estimasikan ruang disk yang diperlukan.
Merancang dan implementasi representasi fisik. Yaitu menganalisa transaksi-transaksi, memilih organisasi file, memilih indeks-indeks sekunder, mempertimbangkan penambahan redudansi yang terkendali, estimasikan ruang disk yang diperlukan.
6. Tahap 6
Merancang dan mengimplementasikan mekanisme pengamanan. Yaitu merancang view-view pemakai, merancang aturan-aturan pengaksesan.
Merancang dan mengimplementasikan mekanisme pengamanan. Yaitu merancang view-view pemakai, merancang aturan-aturan pengaksesan.
7. Tahap 7
Memonitor dan menyesuaikan system yang sedang operasi.
Memonitor dan menyesuaikan system yang sedang operasi.
erubahan yang rutin
mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan
ke database yang baru. Transaksi-transaksi
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
PERANCANGAN BASIS DATA
Perancangan Basis Data adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan
data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem.
Tujuan Perancangan Database :
• untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user
secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
• memudahkan pengertian struktur informasi.
• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan
(response time, processing time, dan storage space).
6 Fase proses perancangan database :
1. Pengumpulan Data dan Analisis
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan Basis Data secara Logika (data model mapping)
5. Perancangan Basis Data secara Fisik
6. Implementasi Sistem Basis Data.
6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal,
rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu
mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback
loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.
1. Pengumpulan Data dan Analisis
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut
pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu
sistem database,pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari
sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk
para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta
aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan
aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
Ø Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya.
Ø Peninjauan dokumentasi yang ada.
Ø Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data.
Ø Daftar pertanyaan dan wawancara.
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk
database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering
menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama
fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus merinci aplikasi-aplikasi
database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Aktifitas paralel perancangan database secara konseptual :
Ø Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan
hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database
schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER
(enhanced entity relationship) model.
Ø Perancangan transaksi :
menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah
dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi
ini.
3. Pemilihan DBMS
Pemilihan database ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
Ø Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka
suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
Ø Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu
DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
Ø Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu
memecahkan beberapa masalah sistem.
Ø Teknik
Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS
(relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan
jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih.
Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal
yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada
fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaan diproses dalam 2 tingkat :
Ø 1. Pemetaan system-independent :
Pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan
karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi
DBMS dari model data tsb.
Ø 2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada
implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data
yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
5. Perancangan Basis Data Fisik
Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan
struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file
database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam
aplikasi.Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk
database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur
penyimpanan fisik, penempatan recorddan jalur akses.
Petunjuk pemilihan perancangan database secara fisik :
Ø Response time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan
Untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time
adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data
item yang ditunjuk oleh suatu transaksi.Response time juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti
penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
Ø Space Utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan
struktur-Struktur jalur akses.
Ø Transaction throughput
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem
database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal,
digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase
ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses
untuk file-file database.
6. Implementasi Basis Data System
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap,kita dapat
melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan
SDL(storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan
digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang
kosong) kemudian database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.Jika
data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan
yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian
dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database sekarang
harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi.
ALASAN PERANCANGAN BASIS DATA
Ø Sistem basis data telah menjadi bagian dalam sistem informasi suatu
organisasi.
Ø Kebutuhan menyimpan data dl jumlah besar semakin mendesak.
Ø Fungsi-fungsi dalam organisasi semakin dikomputerisasikan.
Ø Semakin kompleks data & aplikasi yg digunakan, maka relationship
antar data harus dimodelisasikan.
Ø Dibutuhkannya kemandirian data.
KONVERSI & LOADING DATA
Ø Tahap ini dilakukan apabila sistem basis data yg ada digantikan
sistem basis data baru.
Ø Semua data yg ada ditransfer ke basis data baru & konversi
aplikasi yg ada utk basis data baru.
PENGOPERASIAN & PERAWATAN
Ø Pengoperasian basis data setelah divalidasi.
Ø Memonitor kinerja sistem, jika tidak sesuai perlu reorganisasi basis
data.
Ø Perawatan & upgrade sistem aplikasi basis data jika diperlukan.
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
PERANCANGAN BASIS DATA
Perancangan Basis Data adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan
data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem.
Tujuan Perancangan Database :
• untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user
secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
• memudahkan pengertian struktur informasi.
• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan
(response time, processing time, dan storage space).
6 Fase proses perancangan database :
1. Pengumpulan Data dan Analisis
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan Basis Data secara Logika (data model mapping)
5. Perancangan Basis Data secara Fisik
6. Implementasi Sistem Basis Data.
6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal,
rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu
mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback
loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.
1. Pengumpulan Data dan Analisis
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut
pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu
sistem database,pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari
sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk
para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta
aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan
aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
Ø Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya.
Ø Peninjauan dokumentasi yang ada.
Ø Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data.
Ø Daftar pertanyaan dan wawancara.
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk
database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering
menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama
fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus merinci aplikasi-aplikasi
database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Aktifitas paralel perancangan database secara konseptual :
Ø Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan
hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database
schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER
(enhanced entity relationship) model.
Ø Perancangan transaksi :
menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah
dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi
ini.
3. Pemilihan DBMS
Pemilihan database ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
Ø Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka
suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
Ø Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu
DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
Ø Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu
memecahkan beberapa masalah sistem.
Ø Teknik
Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS
(relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan
jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih.
Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal
yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada
fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaan diproses dalam 2 tingkat :
Ø 1. Pemetaan system-independent :
Pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan
karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi
DBMS dari model data tsb.
Ø 2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada
implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data
yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
5. Perancangan Basis Data Fisik
Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan
struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file
database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam
aplikasi.Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk
database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur
penyimpanan fisik, penempatan recorddan jalur akses.
Petunjuk pemilihan perancangan database secara fisik :
Ø Response time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan
Untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time
adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data
item yang ditunjuk oleh suatu transaksi.Response time juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti
penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
Ø Space Utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan
struktur-Struktur jalur akses.
Ø Transaction throughput
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem
database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal,
digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase
ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses
untuk file-file database.
6. Implementasi Basis Data System
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap,kita dapat
melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan
SDL(storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan
digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang
kosong) kemudian database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.Jika
data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan
yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian
dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database sekarang
harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi.
ALASAN PERANCANGAN BASIS DATA
Ø Sistem basis data telah menjadi bagian dalam sistem informasi suatu
organisasi.
Ø Kebutuhan menyimpan data dl jumlah besar semakin mendesak.
Ø Fungsi-fungsi dalam organisasi semakin dikomputerisasikan.
Ø Semakin kompleks data & aplikasi yg digunakan, maka relationship
antar data harus dimodelisasikan.
Ø Dibutuhkannya kemandirian data.
KONVERSI & LOADING DATA
Ø Tahap ini dilakukan apabila sistem basis data yg ada digantikan
sistem basis data baru.
Ø Semua data yg ada ditransfer ke basis data baru & konversi
aplikasi yg ada utk basis data baru.
PENGOPERASIAN & PERAWATAN
Ø Pengoperasian basis data setelah divalidasi.
Ø Memonitor kinerja sistem, jika tidak sesuai perlu reorganisasi basis
data.
Ø Perawatan & upgrade sistem aplikasi basis data jika diperlukan.
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
PERANCANGAN BASIS DATA
Perancangan Basis Data adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan
data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem.
Tujuan Perancangan Database :
• untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user
secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
• memudahkan pengertian struktur informasi.
• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan
(response time, processing time, dan storage space).
6 Fase proses perancangan database :
1. Pengumpulan Data dan Analisis
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan Basis Data secara Logika (data model mapping)
5. Perancangan Basis Data secara Fisik
6. Implementasi Sistem Basis Data.
6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal,
rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu
mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback
loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.
1. Pengumpulan Data dan Analisis
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut
pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu
sistem database,pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari
sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk
para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta
aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan
aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
Ø Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya.
Ø Peninjauan dokumentasi yang ada.
Ø Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data.
Ø Daftar pertanyaan dan wawancara.
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk
database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering
menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama
fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus merinci aplikasi-aplikasi
database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Aktifitas paralel perancangan database secara konseptual :
Ø Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan
hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database
schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER
(enhanced entity relationship) model.
Ø Perancangan transaksi :
menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah
dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi
ini.
3. Pemilihan DBMS
Pemilihan database ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
Ø Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka
suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
Ø Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu
DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
Ø Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu
memecahkan beberapa masalah sistem.
Ø Teknik
Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS
(relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan
jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih.
Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal
yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada
fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaan diproses dalam 2 tingkat :
Ø 1. Pemetaan system-independent :
Pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan
karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi
DBMS dari model data tsb.
Ø 2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada
implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data
yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
5. Perancangan Basis Data Fisik
Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan
struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file
database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam
aplikasi.Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk
database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur
penyimpanan fisik, penempatan recorddan jalur akses.
Petunjuk pemilihan perancangan database secara fisik :
Ø Response time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan
Untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time
adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data
item yang ditunjuk oleh suatu transaksi.Response time juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti
penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
Ø Space Utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan
struktur-Struktur jalur akses.
Ø Transaction throughput
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem
database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal,
digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase
ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses
untuk file-file database.
6. Implementasi Basis Data System
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap,kita dapat
melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan
SDL(storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan
digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang
kosong) kemudian database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.Jika
data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan
yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian
dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database sekarang
harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi.
ALASAN PERANCANGAN BASIS DATA
Ø Sistem basis data telah menjadi bagian dalam sistem informasi suatu
organisasi.
Ø Kebutuhan menyimpan data dl jumlah besar semakin mendesak.
Ø Fungsi-fungsi dalam organisasi semakin dikomputerisasikan.
Ø Semakin kompleks data & aplikasi yg digunakan, maka relationship
antar data harus dimodelisasikan.
Ø Dibutuhkannya kemandirian data.
KONVERSI & LOADING DATA
Ø Tahap ini dilakukan apabila sistem basis data yg ada digantikan
sistem basis data baru.
Ø Semua data yg ada ditransfer ke basis data baru & konversi
aplikasi yg ada utk basis data baru.
PENGOPERASIAN & PERAWATAN
Ø Pengoperasian basis data setelah divalidasi.
Ø Memonitor kinerja sistem, jika tidak sesuai perlu reorganisasi basis
data.
Ø Perawatan & upgrade sistem aplikasi basis data jika diperlukan.
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
PERANCANGAN BASIS DATA
Perancangan Basis Data adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan
data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem.
Tujuan Perancangan Database :
• untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user
secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
• memudahkan pengertian struktur informasi.
• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan
(response time, processing time, dan storage space).
6 Fase proses perancangan database :
1. Pengumpulan Data dan Analisis
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan Basis Data secara Logika (data model mapping)
5. Perancangan Basis Data secara Fisik
6. Implementasi Sistem Basis Data.
6 fase di atas tidak harus diproses berurutan. Pada beberapa hal,
rancangan tsb dapat dimodifikasi dari yang pertama dan sementara itu
mengerjakan fase yang terakhir (feedback loop antara fase) dan feedback
loop dalam fase sering terjadi selama proses perancangan.
1. Pengumpulan Data dan Analisis
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut
pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu
sistem database,pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari
sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk
para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta
aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan
aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
Ø Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya.
Ø Peninjauan dokumentasi yang ada.
Ø Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data.
Ø Daftar pertanyaan dan wawancara.
2. Perancangan Basis Data secara Konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk
database yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering
menggunakan sebuah high-level data model seperti ER/EER model selama
fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus merinci aplikasi-aplikasi
database yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.
Aktifitas paralel perancangan database secara konseptual :
Ø Perancangan skema konseptual :
menguji kebutuhan-kebutuhan data dari suatu database yang merupakan
hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah conceptual database
schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi seperti EER
(enhanced entity relationship) model.
Ø Perancangan transaksi :
menguji aplikasi-aplikasi database dimana kebutuhan-kebutuhannya telah
dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian transaksi-transaksi
ini.
3. Pemilihan DBMS
Pemilihan database ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
Ø Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka
suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
Ø Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu
DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
Ø Tersedianya layanan penjual
Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu
memecahkan beberapa masalah sistem.
Ø Teknik
Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis-jenis DBMS
(relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan, dan
jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
Fase selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih.
Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal
yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual
ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada
fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.
Pemetaan diproses dalam 2 tingkat :
Ø 1. Pemetaan system-independent :
Pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan
karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi
DBMS dari model data tsb.
Ø 2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik :
mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada
implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data
yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
5. Perancangan Basis Data Fisik
Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan
struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file
database untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam
aplikasi.Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk
database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur
penyimpanan fisik, penempatan recorddan jalur akses.
Petunjuk pemilihan perancangan database secara fisik :
Ø Response time
Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang diajukan
Untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada response time
adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses database untuk data
item yang ditunjuk oleh suatu transaksi.Response time juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti
penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
Ø Space Utility
Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file database dan
struktur-Struktur jalur akses.
Ø Transaction throughput
Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem
database, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal,
digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase
ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses
untuk file-file database.
6. Implementasi Basis Data System
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap,kita dapat
melaksanakan sistem database. Perintah-perintah dalam DDL dan
SDL(storage definition language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan
digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang
kosong) kemudian database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.Jika
data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan
yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian
dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database sekarang
harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi.
ALASAN PERANCANGAN BASIS DATA
Ø Sistem basis data telah menjadi bagian dalam sistem informasi suatu
organisasi.
Ø Kebutuhan menyimpan data dl jumlah besar semakin mendesak.
Ø Fungsi-fungsi dalam organisasi semakin dikomputerisasikan.
Ø Semakin kompleks data & aplikasi yg digunakan, maka relationship
antar data harus dimodelisasikan.
Ø Dibutuhkannya kemandirian data.
KONVERSI & LOADING DATA
Ø Tahap ini dilakukan apabila sistem basis data yg ada digantikan
sistem basis data baru.
Ø Semua data yg ada ditransfer ke basis data baru & konversi
aplikasi yg ada utk basis data baru.
PENGOPERASIAN & PERAWATAN
Ø Pengoperasian basis data setelah divalidasi.
Ø Memonitor kinerja sistem, jika tidak sesuai perlu reorganisasi basis
data.
Ø Perawatan & upgrade sistem aplikasi basis data jika diperlukan.
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
0 komentar:
Posting Komentar